- Beras Nggak Sesuai Label! Polda Jabar Bekuk 6 Tersangka, Omzet Curang Tembus Rp10 Miliar!
- Ketua Muay Thai Jabar Buka Suara Soal Sarah Avilia! Bantah Diskriminasi, Tegas Soroti Etika Atlet!
- Naik Pangkat! Irjen Pol Karyoto Dipilih Kapolri jadi Kabaharkam Polri!
- Kapolri Tunjuk Irjen Asep! Keamanan Jakarta Kini di Tangan Sang Master Reserse!
- Geger! Wakapolri dan Kabareskrim Diganti, 61 Jenderal dan Perwira Polri Dimutasi Bulan Ini
- Kapolda Metro Jaya Kobarkan Semangat Pegawai Negeri: Siapkan Jurus Wirausaha
- Heboh Foto Ibu dan Bayi di Kantor Polisi! Terungkap: Penipuan Mobil Rp420 Juta
- Borneo FC Ekspansi ke Jakarta! Siap Jaring Bibit Emas Sepak Bola Sejak Dini
- Zaskia Nur Azizah Kembali Sabet Medali Emas di Bandung! Dapat Dukungan TNI!
- Bendera One Piece Berkibar Jelang HUT RI, Dasco: Jangan Main-main, Bisa Pecah Belah Bangsa!
Subang Jadi Proyek Percontohan Nasional, ABGCM Siap Wujudkan SDM Unggul dan Mandiri
Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan

Keterangan Gambar : Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yudil Chatim, sebagai narasumber utama.
MATANEWS, Subang – Lembaga Adat Karatwan (LAK) Galuh Pakuan bekerja sama dengan Linkhub menyelenggarakan seminar bertajuk “Academic, Business, Government, Community dan Media (ABGCM), Unit Pengembangan Sumber Daya Manusia di Subang” pada Jumat (18/4/2025) di Aula Pemda Subang. Acara ini menjadi langkah strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal menghadapi era peradaban baru, khususnya dalam menyongsong hadirnya industri kendaraan listrik dan energi terbarukan di wilayah Kabupaten Subang.
Dalam sambutannya, Raja LAK Galuh Pakuan, Rahyang Mandalajati Evi Silviadi SB, menyoroti pentingnya kesiapan masyarakat Subang sebagai tuan rumah dari hadirnya investasi besar seperti perusahaan otomotif asal Tiongkok, BYD. Ia menyampaikan kekhawatirannya bahwa masyarakat lokal belum cukup siap untuk mengambil peran dalam gelombang industrialisasi yang tengah menuju Subang.
“Saya prihatin, kita sebagai tuan rumah dengan hadirnya sebuah industri besar seperti BYD di wilayah kita sendiri belum mempersiapkan segala sesuatunya untuk ikut terlibat dalam perkembangan industri tersebut,” ujar Evi Silviadi, yang akrab disapa Abu.
Baca Lainnya :
- Mobil Polisi Dibakar Massa Saat Tangkap Ketua Ormas Pemilik Senpi di Depok
- Kapolres Metro Depok Cek Keamanan Sejumlah Gereja Jelang Hari Paskah 2025
- Respons Cepat Dirlantas Polda Metro Jaya Tangani Kepadatan Akibat Bongkar Muat di Tanjung Priok
- Mafia Tanah Caplok Kantor BUMNU Jabar, Kyai NU Desak Menteri ATR/BPN dan Kapolda Jabar Bertindak
- Kurang dari 24 Jam, Dokter Diduga Lecehkan Pasien di Garut Berhasil Diamankan Polisi
Lebih lanjut, Evi menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum pendidikan, pelatihan keterampilan, serta pembangunan sarana dan prasarana pendukung agar SDM Subang tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam pembangunan.
“Boleh nanti banyak lowongan untuk kebutuhan industri ini, mau 20 ribu atau berapa pun itu bagus. Tapi kalau SDM-nya belum siap, lantas apa yang bisa kita tawarkan? Kita perlu bersinergi—persiapkan kurikulum pendidikannya, sarana dan prasarananya. Mari kita bangun SDM Subang yang mampu bersaing menuju peradaban yang lebih maju,” tegasnya.
Evi juga memperkenalkan program sinergi empat pilar plus komunitas (ABGCM): Academic, Business, Government, Community, dan Media. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi penting dalam membentuk SDM unggul dan Subang yang berdaya saing tinggi di level nasional maupun internasional.
“Dengan ini, Subang bisa berbangga karena mampu menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa menjadi masyarakat yang unggul dalam berbagai lini—ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan,” ungkapnya.
Seminar ini menghadirkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing, Yudil Chatim, sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, Yudil menekankan bahwa sinergi lintas sektor sangat diperlukan, tidak hanya untuk sektor energi terbarukan, tetapi juga untuk bidang pertanian, teknologi, dan pendidikan.
“Tiongkok sekarang ini sudah menjadi leader di berbagai sektor. Tinggal bagaimana kita sinkronkan dengan kebutuhan industri dalam negeri, terutama dalam menyiapkan SDM sebaik mungkin,” ujar Yudil.
Yudil juga menyebut pentingnya peran institusi pendidikan dalam mencetak tenaga kerja yang siap pakai dan kompeten di era industri 4.0.
“Gudangnya SDM berkualitas itu dimulai dari sekolah, politeknik, atau universitas. Kita perlu kerja sama erat agar proses adaptasi dan inovasi terus berjalan,” ujarnya.
Selain itu, Yudil juga menggarisbawahi pentingnya belajar langsung dari negara yang telah lebih dulu unggul. Dengan kerja sama pelatihan dan riset bersama industri Tiongkok, SDM Indonesia bisa menguasai proses produksi dan teknologi dari hulu ke hilir.
“Ketika nanti mereka datang dan melatih SDM kita, kita bisa belajar bagaimana sebuah produk dibuat dan bagaimana teknologi diterapkan. Kita bisa adaptasi dan improvisasi untuk produksi dalam negeri,” tambahnya.
Menariknya, Yudil juga menyoroti pentingnya pertukaran budaya dalam menciptakan sinergi yang berkelanjutan. Ia berbagi pengalaman pribadi tentang transformasi pandangannya terhadap budaya Tiongkok setelah berinteraksi langsung.
“Seeing is believing. Datang sendiri dan buktikan sendiri,” katanya, sambil menyebut inisiatif Rumah Budaya Indonesia yang kini telah hadir di 25 kampus di Tiongkok sebagai wujud nyata diplomasi budaya.
Menutup sesi diskusi, Yudil menyampaikan optimismenya agar Subang dapat menjadi proyek percontohan nasional dalam membangun SDM unggul berbasis sinergi antar pilar.
“Harapan saya, Subang bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Dengan konsep ABGCM ini, kita bisa selaras dalam mewujudkan Subang yang lebih sejahtera di masa depan,” tutupnya. (Wly)
