- Ketua Muay Thai Jabar Buka Suara Soal Sarah Avilia! Bantah Diskriminasi, Tegas Soroti Etika Atlet!
- Naik Pangkat! Irjen Pol Karyoto Dipilih Kapolri jadi Kabaharkam Polri!
- Kapolri Tunjuk Irjen Asep! Keamanan Jakarta Kini di Tangan Sang Master Reserse!
- Geger! Wakapolri dan Kabareskrim Diganti, 61 Jenderal dan Perwira Polri Dimutasi Bulan Ini
- Kapolda Metro Jaya Kobarkan Semangat Pegawai Negeri: Siapkan Jurus Wirausaha
- Heboh Foto Ibu dan Bayi di Kantor Polisi! Terungkap: Penipuan Mobil Rp420 Juta
- Borneo FC Ekspansi ke Jakarta! Siap Jaring Bibit Emas Sepak Bola Sejak Dini
- Zaskia Nur Azizah Kembali Sabet Medali Emas di Bandung! Dapat Dukungan TNI!
- Bendera One Piece Berkibar Jelang HUT RI, Dasco: Jangan Main-main, Bisa Pecah Belah Bangsa!
- Kapolres Tangsel Ngaspal Bareng Warga, Sosialisasi Program CETAR Anti Tawuran!
Ketua Muay Thai Jabar Buka Suara Soal Sarah Avilia! Bantah Diskriminasi, Tegas Soroti Etika Atlet!
Aturan Bukan Cuma Buat Pajangan, Atlet Harus Tahu Diri!

Keterangan Gambar : Ketua Muay Thai Jawa Barat, Rahyang Mandalajati Evi Silviadi Sanggabuana, alias Kang Evi. Tak tinggal diam, bantah keras tudingan miring soal diskriminasi dan pengucilan terhadap Sarah.
MATANEWS, Subang — Polemik panas yang menyelimuti nama Sarah Avilia, atlet Muay Thai peraih emas PON XXI Aceh–Sumut 2024, akhirnya dijawab langsung oleh Ketua Muay Thai Jawa Barat, Rahyang Mandalajati Evi Silviadi Sanggabuana, alias Kang Evi.
Tak tinggal diam, Kang Evi membantah keras tudingan miring soal diskriminasi dan pengucilan terhadap Sarah. Ia bahkan menilai sikap Sarah dan keluarganya sudah melewati batas dan tidak menunjukkan etika seorang atlet profesional.
“Masalah ini berawal dari konflik internal Sarah dengan Pengcab Kota Bekasi. Tapi malah jadi melebar ke mana-mana. Dilaporin ke tokoh politik, kepolisian, bahkan Menpora. Silakan, itu hak mereka, tapi kami juga punya aturan!” tegas Kang Evi, Selasa (5/8), di Subang.
Baca Lainnya :
- Naik Pangkat! Irjen Pol Karyoto Dipilih Kapolri jadi Kabaharkam Polri!
- Kapolri Tunjuk Irjen Asep! Keamanan Jakarta Kini di Tangan Sang Master Reserse!
- Geger! Wakapolri dan Kabareskrim Diganti, 61 Jenderal dan Perwira Polri Dimutasi Bulan Ini
- Kapolda Metro Jaya Kobarkan Semangat Pegawai Negeri: Siapkan Jurus Wirausaha
- Heboh Foto Ibu dan Bayi di Kantor Polisi! Terungkap: Penipuan Mobil Rp420 Juta
Tolak Pelatih Nasional, Dianggap Mundur!
Masalah makin ruwet saat Sarah menolak pelatih nasional yang ditunjuk PB Muay Thai Indonesia (PBMI), yaitu Edimus, yang notabene dari Jabar juga. Penolakan ini, menurut Kang Evi, sama saja dengan menolak program nasional dan dianggap sebagai bentuk pengunduran diri.
“PBMI sudah punya sistem. Kalau atlet menolak dilatih pelatih nasional, ya berarti dia memilih mundur. Bukan kami yang mencoret, tapi sikapnya sendiri,” jelasnya.
Minta Ketua Pengcab Dicopot, Dinilai Intervensi!
Keluarga Sarah sempat menuntut agar Ketua Pengcab Muay Thai Kota Bekasi dicopot sebagai syarat damai. Tapi Kang Evi tegas menolak.
“Organisasi ini bukan warung, nggak bisa diatur orang luar! Semua ada AD/ART-nya. Kalau minta ketua dicopot hanya karena masalah pribadi, itu bentuk intervensi murahan!” semprot Kang Evi.
Mutasi Atlet Ngawur, Tak Ikuti Prosedur!
Sarah juga diketahui pindah ke Kabupaten Bekasi secara sepihak. Tapi Kang Evi menyebut, mutasi atlet bukan sekadar pamit lewat WA!
“Ada prosedurnya. Harus ada persetujuan tertulis dari semua pihak, termasuk KONI Kota dan Kabupaten. Kalau nggak lengkap, ya mutasi itu nggak sah!” ujarnya.
Tampil di Malaysia Tanpa Izin, Buka Potensi Sanksi!
Yang bikin geger, Sarah ternyata tampil di ajang profesional Muay Thai di Malaysia tanpa rekomendasi PBMI!
“Dia masih terdaftar sebagai atlet amatir. Main di ajang profesional tanpa izin, itu pelanggaran berat. Bisa kena sanksi,” tegasnya.
Bersiap Tempuh Jalur Hukum!
Tak ingin organisasi tercoreng, Kang Evi menyatakan tengah mengumpulkan bukti-bukti pemberitaan dan pernyataan Sarah yang dinilai merugikan nama baik Pengprov dan PBMI.
“Kami sudah siapkan tim hukum. Kalau perlu, akan kami bawa ke ranah pidana. Organisasi ini hasil keringat banyak orang, bukan tempat main-main,” tandasnya dengan nada geram.
Etika Adalah Harga Mati!
Di akhir pernyataannya, Kang Evi menekankan pentingnya etika dalam dunia olahraga, bukan cuma soal medali atau prestasi.
“Atlet hebat bukan cuma di atas ring. Tapi juga punya sikap, punya rasa hormat pada pembina dan organisasi. Kalau enggak, ya percuma prestasi setinggi langit!” pungkasnya.
Redaksi MATANEWS menyarankan para pihak tetap menempuh jalan dialog. Tapi ingat, prestasi tanpa etika cuma tinggal nama.
Drama Muay Thai Jabar ini, belum masuk ronde akhir!
(Red)
