SIAGA 98 Tegas: Nama Sufmi Dasco Bersih dari Judi Online, Jangan Main Asal Tuduh!
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad

MATANEWS, Jakarta — Isu yang menyeret Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad dalam pusaran bisnis judi online, terutama yang beroperasi di Kamboja, dibantah keras oleh SIAGA 98. Koordinator SIAGA 98, Hasanuddin, menegaskan tidak ada satu pun bukti hukum yang mengaitkan Dasco dengan aktivitas ilegal tersebut.

“Hingga hari ini, Sufmi Dasco Ahmad clear. Tidak ada nama Dasco dalam rilis PPATK terkait transaksi keuangan judi online, baik dari Kamboja maupun negara manapun,” ujar Hasanuddin kepada wartawan, Selasa (8/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa dari bagan Konsorsium 303 yang sempat viral pada 2022 lalu, maupun dari hasil penyelidikan resmi Bareskrim Polri, nama Sufmi Dasco tidak pernah muncul. “Bareskrim Polri sudah membongkar jaringan tersebut, dan tidak ada keterlibatan Dasco di sana,” tegasnya.

Baca Lainnya :

• Bintang Dua untuk Sang Predator Narkoba! Mukti Juharsa Resmi Naik Pangkat
• Hormati Bulan Suci Ramadhan, KBMI Wujudkan Rasa Aman dengan Tak Lakukan Aksi
• Songsong Lebaran 2025, BEM UPN Veteran Jakarta Terus Tebar Manfaat Bagi Panti Asuhan
• Dugaan Suap di Unit 5 Resmob Polres Jaksel, Korban Pengeroyokan Tak Dapat Keadilan
• Kesampingkan Aksi, Himapolindo Pilih Fokus Adakan Raker-Seminar Nasional di UPN Veteran Jakarta

Lebih jauh, Hasanuddin menilai bahwa kapasitas Dasco sebagai pimpinan DPR tidak punya kaitan langsung dengan dunia teknologi atau transaksi digital, sehingga sulit dipahami jika ia dikaitkan dengan aktivitas seperti judi online. “Tidak ada korelasi logis antara posisi beliau dengan aktivitas tersebut,” tambahnya.

Menurut SIAGA 98, tuduhan yang mengaitkan Dasco dengan bisnis judi online merupakan bentuk nyata dari pembunuhan karakter dan upaya menghancurkan kredibilitas pribadi maupun pemerintahan yang sedang dibangun oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Ini bukan sekadar fitnah. Ini operasi politik yang brutal dan naif, untuk menghancurkan integritas orang-orang Prabowo. Ini sangat berbahaya, apalagi saat negara sedang menghadapi tekanan global dan menjalankan program strategis seperti Danantara,” pungkas Hasanuddin. (Wly)