- 16 Kasus Peredaran Narkoba di Sukabumi Diungkap Polisi, 19 Pelaku Diamankan
- Polda Riau Gelar Pemusnahan Barang Bukti Narkoba
- Kapolda Jabar Kunjungi Korban Longsor Tambang Gunung Kuda di RS Mitra Plumbon
- Korsabhara Baharkam Polri, Perkuat Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Obvitnas
- 23 Gereja Ikuti Seminar HUT PGBP ke-47, Pemerintah Apresiasi Peran Gereja di Wamena
- Gas 3Kg Langka di Rumpin, Mafia Suntikan Gas Diduga Dapat Perlindungan Oknum
- Persidangan Tony Sujana: Brian Praneda, SH, Kuasa Hukum, Ungkap Manipulasi Mafia Tanah
- Mandul Tangani Korupsi Triliunan, ETOS: Copot Jaksa Agung dan Bubarkan KPK!
- Dua Mahasiswa STAIS Al Azhary Diskorsing Sepihak, Legalitas Kampus Dipertanyakan
- Kelurahan Pisangan Timur Tindaklanjuti Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 05 Tahun 2025
Mandul Tangani Korupsi Triliunan, ETOS: Copot Jaksa Agung dan Bubarkan KPK!
Kejaksaan Agung

Keterangan Gambar : Kejaksaan Agung
MATANEWS, Jakarta – Kegagalan penegak hukum dalam mengusut tuntas berbagai kasus dugaan korupsi besar di tanah air menuai kritik keras dari Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute, Iskandarsyah. Dalam diskusi publik yang digelar di Jakarta pada Senin (26/5), Iskandar menyatakan kekecewaannya terhadap mandeknya penanganan kasus dugaan korupsi senilai triliunan rupiah, seperti korupsi di Pupuk Indonesia (Rp 8,3 triliun), PLN (Rp 21 triliun), dan WIKA (Rp 803 miliar).
“Penegak hukum negara kita hari ini saya katakan sudah stroke kanan-kiri. Tak mampu melawan rampok negara,” tegas Iskandar. Ia menyebut bahwa Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah gagal memenuhi harapan publik dalam menuntaskan kasus-kasus mega korupsi yang merugikan negara dan rakyat.
Lebih jauh, Iskandar mendesak Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengambil langkah tegas. “Saya ingin sampaikan kepada Pak Prabowo, selaku pimpinan tertinggi negara ini, untuk segera mencopot Jaksa Agung dan membubarkan KPK, jika memang terbukti tak mampu atau hanya memilah-milah dalam menangani kasus korupsi,” ujarnya lantang.
Baca Lainnya :
- Dua Mahasiswa STAIS Al Azhary Diskorsing Sepihak, Legalitas Kampus Dipertanyakan
- Polrestabes Bandung Amankan Ketat Konvoi Selebrasi Juara Persib Liga 1 2024-2025
- Dirresnarkoba Polda Jabar Berikan Tali Asih ke Panti Asuhan Bhakti Luhur Bandung
- Lurah Sunter Agung Mediasikan Konflik Antara RW 018 dan Pedagang Kuliner STS
- Wakil Ketua Komisi III DPR RI Apresiasi Gerak Cepat Polri Tindak Grup Fantasi Sedarah
Iskandar juga mengingatkan komitmen kampanye Prabowo yang berjanji akan mengejar pelaku korupsi hingga ke “antariksa” sekalipun. “Saya akan tagih janji itu. Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak boleh diberi toleransi,” tegasnya.
Menurut Iskandar, karena sikap terlalu lunak terhadap pelaku korupsi, kini mantan narapidana korupsi pun merasa tak malu mencalonkan diri dalam pemilu legislatif maupun eksekutif. “Bangsa ini sudah benar-benar kehilangan adab. Tidak tahu malu. Penegak hukum lebih senang berkawan dengan koruptor. Negara ini sudah dalam fase terendah dalam sejarah bangsa,” tambahnya.
Iskandar pun menyuarakan kekhawatiran bahwa bila tidak segera diambil tindakan, krisis kepercayaan terhadap institusi hukum bisa berujung pada kekacauan. “Kalau tidak cepat diatasi, saya khawatir negara akan chaos tak lama lagi,” ujarnya.
Namun demikian, Iskandar tetap menyatakan harapannya terhadap kepemimpinan Prabowo. “Saya tetap berbaik sangka kepada Pak Prabowo. Beliau mampu melakukan yang saya sampaikan tadi. Copot Jaksa Agung kalau memang melempem dan bubarkan KPK kalau lembaga ini sudah mandul semandul mandulnya,” pungkasnya. (Red)
