- Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Raih Nilai IKPA 100, Kapolri Beri Penghargaan
- Panglima TNI Sepakati Kerjasama Militer Dengan Panglima Brunei Darussalam
- Walikota Jakarta Timur Kunjungi Pisangan Timur: Serap Aspirasi Warga
- Saipul Jamil Bangga keponakannya di Putri Hijabfluencer: Terus Gali Potensi dan Jaga Marwah
- Dandim 1710/Mimika Tinjau Ketahanan Pangan Di Lahan Percontohan Petani Binaan
- Panglima TNI Bahas Kerjasama Militer Dengan Panglima Negara Sahabat
- Dandim 1710/Mimika Hadiri Pembukaan Pameran Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025
- Tingkatkan Sinergitas, Kodim 1710/Mimika Gelar Komsos Bersama Keluarga Besar TNI
- Satgas Yonif 641/Beruang Menyerbu Mall Jayapura
- Tim Patroli Perintis Presisi Samapta Polda Metro Jaya Gagalkan Aksi Tawuran di Jakpus
ETOS Menilai Debat Cawapres: Masyarakat Harus Menjadi Penilai Utama
ETOS

Keterangan Gambar : Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute dan pengamat politik, Iskandarsyah
MATANEWS, Jakarta - Setelah debat Cawapres ke 4, berbagai kalangan dari politisi hingga masyarakat mengekspresikan pandangan mereka. Direktur Eksekutif ETOS Indonesia Institute dan pengamat politik, Iskandarsyah, memberikan komentarnya pada (24/01/2024) di Jakarta.
Menurut Iskandarsyah, masyarakatlah yang seharusnya menilai dan memutuskan mana yang pantas atau tidak. "Mari kita hormati proses, karena itu sebagai tolak ukur mencapai tinggi dari rendah," ujar Iskandarsyah sambil tersenyum. Dia menambahkan bahwa tokoh-tokoh seperti Anies, Cak Imin, Ganjar, Prof Mahfud, dan Prabowo telah melewati proses panjang, bukan sekadar datang dan menjadi pemimpin.
Iskandarsyah menyatakan keprihatinannya terkait kemajuan Gibran dalam Pilpres 2024, menyebutnya sebagai preseden buruk bagi anak-anak muda yang berprestasi dan aktif dalam organisasi mahasiswa. Menurutnya, Gibran menjadi contoh negatif karena melompati proses panjang dengan adanya keterlibatan ayahnya dalam kekuasaan.
Baca Lainnya :
- Wacana Kenaikan Pajak Hiburan Picu Ancaman Tutupnya Bisnis Karaoke Inul Daratista
- Antispasi Banjir, Kapolsek Mampang dan Camat Bentuk Kampung Siaga Bencana
- Jatanras Polda Metro Jaya Gelar Rekonstruksi Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan di Depok
- Kasus Pidana Penghilangan Saham Lambat di Bareskrim, Mintarsih Berencana Datang ke Kompolnas
- Polda Metro Jaya Ungkap Pembunuhan dan Pemerkosaan di Depok
"Majunya Gibran menjadi preseden buruk bagi anak-anak muda kita yang pandai dan berprestasi. Mereka tak akan percaya diri sejak peristiwa MK tersebut," kata Iskandarsyah. Dia menegaskan bahwa cara tersebut salah dan bisa menimbulkan polemik, merugikan generasi muda yang bukan anak pejabat.
Gibran, menurut Iskandarsyah, menunjukkan kelasnya yang kurang dalam debat Cawapres. "Baru jadi walikota 2 tahun dijadikan alasan proses itu? Kalau ini dipaksakan, saya khawatir dengan pak Prabowo," ungkapnya. Iskandarsyah menyimpulkan bahwa penampilan Gibran sangat buruk karena dianggap mengangkangi proses dan mengandalkan ayahnya sebagai penguasa.
Pengamat tersebut menyatakan keprihatinannya terhadap arah politik pasca-reformasi, menyebut situasi ini sebagai memalukan dalam sejarah pilpres di republik ini. Iskandarsyah mengakhiri komentarnya dengan harapan agar penampilan seperti Gibran tidak lagi terulang, terutama untuk menjaga martabat pemirsa dan pasangan Prabowo. (Red)
