- Kapolda Metro Jaya Kobarkan Semangat Pegawai Negeri: Siapkan Jurus Wirausaha
- Heboh Foto Ibu dan Bayi di Kantor Polisi! Terungkap: Penipuan Mobil Rp420 Juta
- Borneo FC Ekspansi ke Jakarta! Siap Jaring Bibit Emas Sepak Bola Sejak Dini
- Zaskia Nur Azizah Kembali Sabet Medali Emas di Bandung! Dapat Dukungan TNI!
- Bendera One Piece Berkibar Jelang HUT RI, Dasco: Jangan Main-main, Bisa Pecah Belah Bangsa!
- Kapolres Tangsel Ngaspal Bareng Warga, Sosialisasi Program CETAR Anti Tawuran!
- Ditsamapta Korsabhara Baharkam Polri, Amankan Kegiatan Car Free Day di Depok
- Warga Terayomi, KNPI Jaktim Singgung Peran Nyata Polri
- Empat Tersangka Penganiayaan Suporter Ditangkap Usai Final AFF U-23
- Masyarakat Merasa Aman, KNPI Jaksel Akui Optimalnya Kinerja Polri
Empat Tersangka Penganiayaan Suporter Ditangkap Usai Final AFF U-23
Final AFF U-23

Keterangan Gambar : Polres Metro Jakarta Pusat menetapkan empat tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap seorang suporter bernama F.Y.F. yang terjadi pada 29 Juli 2025, usai laga final AFF U-23 antara Timnas Indonesia dan Vietnam di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
MATANEWS, Jakarta – Polres Metro Jakarta Pusat menetapkan empat tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap seorang suporter bernama F.Y.F. yang terjadi pada 29 Juli 2025, usai laga final AFF U-23 antara Timnas Indonesia dan Vietnam di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Budi Prasetya, menjelaskan bahwa aksi kekerasan dilakukan secara bersama-sama di muka umum, sebagaimana diatur dalam Pasal 170 KUHP, dengan ancaman hukuman pidana maksimal 5 tahun 6 bulan.
“Korban saat itu tengah beristirahat bersama teman-temannya seusai pertandingan. Tiba-tiba, sekelompok orang dari kelompok suporter CURVA SUD GARUDA datang dan menyerang korban secara brutal, memukul, menyeret, dan menendangnya ke arah kerumunan,” jelas AKBP Budi dalam konferensi pers, Jumat (1/8/2025).
Baca Lainnya :
- Masyarakat Merasa Aman, KNPI Jaksel Akui Optimalnya Kinerja Polri
- 100 Hari Pemkab Jayawijaya, Yayasan Misi Tabur Tuai Gelar Doa dan Puasa Lintas Iman
- UNSIA Raih Peringkat Top 100 WURI untuk Universitas Terinovasi di Dunia
- Ditressiber Polda Metro Ungkap Kasus Akses Ilegal dan Pembajakan Siaran Nex Parabola
- Dukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, Polri Gelar Bimtek Pengamanan Pariwisata 2025
Polisi menyebut bahwa aksi kekerasan dipicu oleh ketidakpuasan sekelompok suporter terhadap tindakan petugas keamanan yang menurunkan spanduk tak berizin milik salah satu kelompok suporter di dalam stadion.
Menurut Petugas Keamanan PSSI, Patilatu, setiap alat visual seperti banner maupun alat musik harus didaftarkan lebih dulu kepada panitia dan akan ditinjau serta disetujui oleh komisioner keamanan pertandingan internasional seperti FIFA atau AFC.
“Tidak bisa asal membawa spanduk atau alat musik. Harus kirim surat terlebih dahulu ke panitia. Kalau tidak ada izin resmi, ya diturunkan. Kelompok suporter resmi seperti yang di sisi selatan atau utara biasanya selalu berkoordinasi dengan kami," ujarnya.
Polisi menjelaskan bahwa keempat tersangka memiliki peran berbeda dalam aksi kekerasan tersebut:
* B.A. (34) Memukul bagian kepala korban dan menyeretnya ke arah kerumunan.
* A.K. (34) Menendang bagian perut dan memukul wajah serta kaki korban.
* Y.I.A. (31) Menendang bagian punggung korban.
* M.H. (31) Menendang kepala dan wajah korban dari arah samping.
Aksi tersebut terekam dalam video berdurasi 26 detik, yang kemudian dijadikan barang bukti oleh pihak kepolisian.
Pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk:
* Rekaman video berdurasi 26 detik;
* Jaket warna biru dongker;
* Potongan celana pendek;
* Beberapa unit ponsel dari berbagai merek;
* Barang-barang pakaian yang digunakan pelaku saat kejadian.
Sementara itu, beberapa saksi yang telah diperiksa untuk menguatkan kasus ini antara lain adalah rekan korban dan warga di lokasi kejadian.
Polres Metro Jakarta Pusat mengimbau masyarakat, khususnya para pendukung Timnas Indonesia, agar tetap menjunjung tinggi sportivitas dan tidak terpancing emosi.
“Kita semua bangga dengan Timnas Garuda. Tapi jangan sampai kebanggaan ini dinodai oleh kekerasan. Dukunglah dengan damai, tanpa penganiayaan dan provokasi,” pungkas AKBP Budi Prasetya. (Wly)
